11 March 2011

puisi

Sahabat Telah kau daki Gunung kemerdekaan Menuju sinar harapan Kehidupan masa depan Menuju kebahagian Sahabat Relung waktu telah lalu Rindu hati ingin bertemu Walau surya telah berlalu Dirimu masih ku tunggu Dalam paruh waktuku Sahabat Aku memuja seraya berdoa Kesehatan dan keberkahan Tetap menyertaimu Bersama KuasaNya Kau akan bahagia Sahabat Ketika hati ini bergeming Gema Adzan berkumandang Dikaulah yang membimbing Ke Surau kecil desa Bersujud kepadaNya Hingga raga ini tenang Sahabat Sukma melemah Jiwa berserah Tak tahu arah Terhentilah darah Sahabat Telah berujung riang Gaung cinta persaudaraan Telah kau tebarkan Mengisi celah darah Terpendam lubuk dalam Sahabat Lukisan kata tepat Hembusan angin bertempat Riasan duniawi bersifat Dalam kota terpadat Semoga masih sempat Citra ini terdapat Bunda Sembilan bulan lamanya Rahim dalam berada Janin muda perut bunda Pengorbanan tiada sia Akhirnya aku lahir lahir juga Dunia baru berseru Pada diriku Waktu dulu Pada pangkuanmu Jasa sejagat Bercucuran keringat Masih tetap semangat Seiring kasih hangat Dalam dekapan hanyat Bunda Waktu terus berporos Pada kenyatan dunia Dari balik tubuh polos Doa pada bunda Ananda bahagia Bunda Lanjut usia Tetap saja kau setia Terkadang ananda lupa Masih terus bunda berdoa Ku harap tak durhaka Celakalah ananda Neraka akan menyapa Bunda Ananda yang hina Berharap tetap berguna Walau jua tak ada Selalu berusaha Semoga bunda bahagia Dunia memang berbeda Tak mesti bersama Bunda tetap di jiwa Raga ananda, Tetap bunda Bunda Untaian bunga Ukiran bianglala Lautan samudera Intan permata Kecantikan dunia Tidak seberapa Bunda tetaplah bunda Terkenang sepanjang masa Tak pernah ada akhirnya Bunda Wanita terhebat Wanita terdekat Ku kenal kau Lewat nada merdu Ku ucap kata ibu Kaulah pelitaku Tak akan padam Terkadang meredam Tetap tak mendendam Dari kedingingan malam Ananda memberi salam Salam dari gubuk terdalam Demi kerinduan terpendam

No comments: